Walah Anak Muda, Kalian Besok Mau Mewarisi Apa?
Mau tidak mau, sadar tidak sadar, tongkat estafet kehidupan ini terus bergulir. Dari satu generasi ke generasi berikutnya terus berpindah, yang kemudian biasa disebut dengan pergantian angkatan.
Harus diterima sebagai keadaan yang memang semestinya terjadi. Seperti hukum alam. Pelan atau cepat, yang jelas adalah pasti.
Yang bergulir dari satu angkatan ke angkatan yang lain, dari satu generasi ke generasi selanjutnya; adalah warisan. Warisan ini bisa berbentuk, namun juga termasuk yang tidak berbentuk. Baik warisan yang bersifat positif maupun yang negatif. Tinggal nanti anak muda yang memilah baik buruk, atau menerima apa adanya dan meneruskannya begitu saja.
Salah satu warisan yang sudah dipersiapkan atau tidak sengaja dipersiapkan oleh generasi tua, saya kira ialah apa yang disebut dengan tradisi atau budaya korupsi. Corruption. Tindak culiko. Saya kira ini akan menjadi aset warisan paling besar untuk anak muda generasi penerus nanti. (Semoga tidak berlaku untuk bangsa ini).
Sebagai aset warisan, tanda kutip masih digunakan, ini termasuk warisan yang tidak berbentuk. Termasuk keahlian. Yang bahkan tidak ada lembaga khusus kursus korupsi. Biarpun begitu bukan hal sulit mempelajari dan mengamalkannya. Syarat utamanya tentu saja keahlian, posisi, kecerdikan, ketelitian, dan alasan kesehatan. Semuanya sudah siap diwariskan termasuk perlengkapannya bagaimana bisa lepas dari jerat hukum, lolos ke luar negeri, maupun yang bisa tidak terdeteksi.
Nah, tinggal nanti generasi berikutnya akan meneruskan warisan ini atau tidak, ya lihat saja nanti.
Warisan yang lain merupakan warisan berbentuk. Maujud. Yaitu kekayaan alam. Semoga saja tidak dihabis-habiskan sekarang ya..
Adakah warisan yang lain lagi?
Walah, ini nulis apa to? Hehehe.. Ya sudah sampai sini saja. Sepertinya tidak ada kompetensinya. Walau sebenarnya tidak apa-apa ya. Namanya juga pikiran. Bisa kemana saja.
Yagh, belajar menulis lah. Berceloteh sekedarnya. Menuangkan apa yang ingin dituangkan.
Salam pagi Indonesia kaya.
– – – – –
Saya publish juga di Kompasiana.
Di Indonesia, yang namanya warisan, lebih sering diperebutkan dengan cara-cara yang dalam pikiran orang normal “tidak masuk akal” oleh para ahli warisnya 😀
Poin pentingnya adalah ahli waris harus mau bersatu dan berbagi. Saya yakin, apapun warisannya, masa depan menjadi lebih cerah…
Betul banget Mas Fikri. Harus punya kemampuan dan bersatu padu.
Tentu bukan kemampuan menghabiskan warisan, bisa-bisa tidak ada yang diwariskan lagi.
Terima kasih menyempatkan mampir.